Pada Tanggal 8-10 Mei 2019 bertempat di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan, PAPKI ( Perhimpunan Akademi Politeknik Katolik Indonesia) menyelenggarakan kegiatan workshop bertema “Arah dan Gerak Campus Ministry” yang dihadiri 37 peserta dari 27 Politeknik dan Akademi Katolik di seluruh Indonesia. Dalam hal ini Polteka Mangunwijaya diwakili oleh 2 orang dosen yaitu Lucia Hermawati (Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan) dan Gregorius Daru Wijoyoko selaku penanggung jawab campus ministry di Polteka Mangunwijaya Semarang

Dari kegiatan yang berlangsung selama 3 hari, beberapa hal yang diperoleh

Peran CM tidak bisa lepas dari konsep pendidikan yang utuh bagi mahasiswa di Akademi dan Politeknik Katolik (cipta, rasa, karsa yang sehat seimbang sesuai dengan semangat Yesus dalam mendidik para rasul) CM perlu hadir untuk mengevaluasi dinamika kampus apabila kampus mengalami pendidikan yang hanya mengutamakan prestasi akademik atau prestasi skala nasional maupun internasional tetapi mengabaikan peran hati nurani dan proses karakter manusia utuh.

Kampus2 perlu saling membangun kerjasama jejaring internal dan eksternal dengan kampus lain untuk membantu mahasiswa dan civitas akademika menghayati spiritualitas kristiani dalam pendidikan

perwakilan dari Polteka Mangunwijaya, Gregorius Daru Wijoyoko

Kampus-kampus perlu belajar semangat “cura personalis” atau pendekatan kepada mahasiswa dengan menjalin persahabatan, hubungan personal informal utk mengembangkan karakter, tidak hanya dengan pendekatan instruksional.

  1. Peran Campus Ministry (CM) tidak bisa lepas dari konsep pendidikan yang utuh bagi mahasiswa di Akademi dan Politeknik Katolik (cipta, rasa, karsa yang sehat seimbang sesuai dengan semangat Yesus dalam mendidik para rasul) CM perlu hadir untuk mengevaluasi dinamika kampus apabila kampus mengalami pendidikan yang hanya mengutamakan prestasi akademik atau prestasi skala nasional maupun internasional tetapi mengabaikan peran hati nurani dan proses karakter manusia utuh.
  2. Kampus2 perlu saling membangun kerjasama jejaring internal dan eksternal dengan kampus lain untuk membantu mahasiswa dan civitas akademika menghayati spiritualitas kristiani dalam pendidikan
  3. Kampus-kampus perlu belajar semangat “cura personalis” atau pendekatan kepada mahasiswa dengan menjalin persahabatan, hubungan personal informal utk mengembangkan karakter, tidak hanya dengan pendekatan instruksional.
  4. Masing-making anggota keluarga kampus perlu evaluasi rutin untuk semakin mendalami semangat spiritualitas kampus sehingga setiap renstra, kalender akademik, TOR kegiatan civitas akademika dan TOR kegiatan mahasiswa tidak lepas dari spiritualitas pendiri kampus.

Share This